Object Oriented vs Structure Design


Nama : Ganar Nugraha Mahendrasta

NIM : 1202164090

Kelas : SI 40-02

Object Oriented Programing VS Pemrograman Struktur

  1. Definisi

A. Pemrograman Berorientasi Objek

Pemrograman Berorientasi Objek ( Object Oriented Programming / OOP) merupakan pemrograman yang berorientasi kepada objek, dimana semua data dan fungsi disatukan dalam class-class atau object-object. Setiap object dapat menerima pesan, memproses data, mengirim data, menyipan dan memanipulasi data. Beberapa object berinteraksi dengan saling memberikan informasi satu terhadap yang lainnya.

Ide dasar OOP adalah mengkombinasikan data dan fungsi untuk mengakses data menjadi sebuah kesatuan unit yang dikenal dengan nama objek. OOP memudahkan bagi para programmer dalam pembuatan sebuah program, memberikan kemudahan penggunaan program, dan memberikan fleksibilitas yang lebih. Dengan menggunakan OOP maka dalam melakukan pemecahan suatu masalah yaitu tidak melihat bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah tersebut tetapi objek apa yang dapat melakukan pemecahan masalah tersebut.

Berikut ini adalah beberapa bahasa pemrograman yang mendukung pemrograman berorientasi objek :

Visual Foxpro

Java

C++

Pascal (bahasa pemrograman)

Visual Basic.NET

SIMULA

Smalltalk

Ruby

Python

PHP

C#

Delphi

Eiffel

Perl

Adobe Flash AS 3.0

B. Pemrograman Terstruktur

Pemrograman Terstruktur merupakan suatu tindakan untuk membuat program yang berisi instruksi-instruksi dalam bahasa komputer yang disusun secara logis dan sistematis supaya mudah dimengerti, mudah dites, dan mudah dimodifikasi.

Pemrograman Terstruktur adalah suatu aktifitas pemrograman dengan memperhatikan urutan langkah-langkah perintah secara sistematis, logis, dan tersusun berdasarkan algoritma yang sederhana dan mudah dipahami.

Prinsip dari pemrograman terstruktur adalah Jika suatu proses telah sampai pada suatu titik / langkah tertentu , maka proses selanjutnya tidak boleh mengeksekusi langkah sebelumnya / kembali lagi ke baris sebelumnya, kecuali pada langkah – langkah untuk proses berulang (Loop).

Bahasa pemrograman yang mendukung pemrograman terstruktur:

Cobol Turbo Prolog

C

Pascal

Delphi

Borland Delphi

C. Kekurangan dan Kelebihan

A. Kekurangan dan Kelebihan dari metode OOP adalah sebagai berikut :

· Kelebihan

  1. Multiplatform. Pada hal ini yang dimaksud dengan multiplatform adalah dapat dijalankan diberbagai sistem operasi sekaligus. Dengan menggunakan prinsip tulis sebuah program kemudian dikompail dapat dijalankan disegala program sesuai platform yang ada.
  2. OOP (Object Oriented Programming) makudnya adalah semua aspek yang terdapat di java berorientasi objek. Dalam hal ini sangat memudahkan dalam hal membuat program karena semua berdasarkan objek atau class, serta memudahkan dalam hal mendesain, mencari kesalahan dan juga mengembangkan program yang telah kita rencanakan atau kita buat.

  3. Bergaya C++. Karena syntax dalam pembuatan program yang terdapat di java sama persis dengan C++ maka banyak pemrogram yang bermula dari menggunakan C++ banyak beralih menggunakan pemrograman yang berbasis objek (dalam hal ini adalah java).

  4. Perpustakaan kamus bahasa yang lengkap. Artinya dalam java terdapat kamus bahasa yang lengkap untuk memudahkan pemrogram untuk membangun dan menggembangkan program yang telah dibuat.

  5. Pengumpulan sampah yang otomatis. Memiliki fasilitas pengaturan memori sehingga para pemrogram tidak perlu lagi repot mengatur memori yang akan digunakannya.

  6. Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan sistem

  7. Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD

  8. Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.

  9. Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.

  10. Relasi obyek dengan entitas

  11. umumnya dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami desain

· Kekurangan :

  1. Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan sistem.
  • Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan anlisisis terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional sistem.

  • OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda dengan metode analisis dengan metode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama

  • 4.

    Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah satu keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse, akan sangat sliit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar

    B. Kekurangan dan Kelebihan dari metode Pemrograman Terstruktur adalah sebagai berikut :

    · Kelebihan:

    1. SSAD merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini mudah dimengerti oleh pengguna atau programmer.
  • Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan SSAD menjadikan bagus untuk digunakan.

  • SSAD merupakan metode yang diketahui secara umum pada berbagai industry.

  • SSAD sudah diterapkan begitu lama sehingga metode ini sudah matang dan layak untuk digunakan.

  • SSAD memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai kebutuhan

  • SSAD relatif simpel dan mudah dimengerti.

  • · Kekurangan:

    1. SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
  • Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD

  • Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses.

  • Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).

  • Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sliit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.

  • Pada SAAD sliit sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem.

  • SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.

  • D. Contoh Kasus Pemrograman



    E. Langkah-langkah membuat Diagram

    1. Membuat Functional Requirement

    Yaitu membuat rincian program apa saja yang ingin dibuat

    1. Membuat use case diagram, menginisalisasikan suatu peran yang akan berperan dalam sistem
  • Membuat scenario, membuat scenario ini berdasarkan use case yang telah dibuat sebelumnya.Melakukan penjabaran langkah-langkahnya

  • Membuat class diagram, menentukan atribut yang akan digunakan. Class ini akan digunakan dalam kodingan program

  • Membuat sequence diagram, dibuat berdasarkan scenario yang telah dibuat.

  • Membuat activity diagram

  • Sumber:

    http://angga11130045-11-7b-01.blogspot.co.id/p/konsep-oop-pada-java.html

    https://wisnuarimurti.wordpress.com/2009/05/04/pemrograman-terstruktur/

    http://jryoenas.blogspot.co.id/2012/04/kelebihan-kekurangan-pemrograman.html


    Leave a Reply